![]() |
Investor dari PT Mulberry Silk Industries yang dipimpin Direktur Zu Jing bersama Komisaris Peter dan translator Suriani, melakukan audiensi dengan Bupati Bone, H. Andi Asman Sulaiman |
INILAHPOS.com - Potensi Kabupaten Bone kembali menarik perhatian investor luar negeri. Kali ini, investor asal Hongkong, Republik Rakyat Tiongkok, berencana menanamkan investasi besar di bidang industri sutera, khususnya pengembangan cocoon atau kepompong ulat sutera di Kecamatan Amali.
Rombongan investor dari PT Mulberry Silk Industries yang dipimpin Direktur Zu Jing bersama Komisaris Peter dan translator Suriani, melakukan audiensi dengan Bupati Bone, H. Andi Asman Sulaiman di Rumah Jabatan Bupati Bone, Jl. Petta Ponggawae, Kota Watampone, Jumat (11/4/2025).
Mereka diterima langsung oleh Bupati didampingi Plt. Kadis Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, Nurdin.
Bupati Andi Asman menyambut baik rencana investasi tersebut dan menyatakan dukungan penuh dari pemerintah daerah. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan investor agar proyek ini berjalan lancar.
"Kami dari Pemerintah Daerah sangat mendukung. Ini akan kita setujui selama masyarakat juga sepakat. Kami juga meminta investor untuk langsung meninjau lahan di Kecamatan Amali," ujar Bupati.
Sebagai tindak lanjut, pihak kecamatan dan Dinas Pertanian Kabupaten Bone langsung dilibatkan dalam kunjungan lapangan untuk melihat kesiapan lahan yang akan dijadikan lokasi budidaya cocoon.
Komisaris PT Mulberry Silk Industries, Peter, menyampaikan bahwa pihaknya melihat potensi pasar yang sangat besar di Bone. Dengan target lahan seluas 2.000 hektare, perusahaan optimistis proyek ini akan menciptakan dampak ekonomi signifikan, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
"Kabupaten Bone memiliki lahan yang luas dan cocok untuk pengembangan cocoon. Kami menargetkan 2.000 hektare budidaya yang bisa menghasilkan nilai ekonomi tinggi, termasuk untuk ekspor," kata Peter.
Menariknya, PT Mulberry Silk Industries juga akan memberdayakan masyarakat sekitar dengan memberikan fasilitas berupa bibit ulat sutera, bibit tanaman murbey, hingga peralatan budidaya secara gratis.
Nantinya, hasil cocoon dari masyarakat akan dibeli perusahaan dengan harga Rp60.000 per kilogram.